Thursday, January 26, 2006
Perayaan & Festival: Relevansi Imlek dengan Khonghucu
Artikel:
Perayaan Imlek sebenarnya sudah ada sejak zaman dinasti Xia (2100-1600 SM), dinasti ini didirikan oleh Yu The Great, yang merupakan penyelamat banjir ketika Cina dilanda air bah.
-----------------------------
Imlek bagi sebagian orang Tionghoa, khususnya yang beragama Khonghucu, merupakan suatu perayaan besar yang sangat sakral/suci. Saat Imlek adalah saat yang baik untuk saling bermaaf-maafan, berkumpul, berdoa, mengucapkan rasa syukur atas berkah dan rahmat yang diberikan oleh Thian Tuhan YME.
Rinto Jiang:
Mari, saya ingin menunjukkan lagi satu paradoks di dalam artikel yang dimuat di Harian SP ini.
Pertama dituliskan bahwa perayaan Imlek telah dimulai pada zaman Xia. Ini benar, karena tahun baru Imlek itu adalah pergantian tahun lama menjadi tahun baru. Ini lumrah saja kalau dirayakan. Kalender Imlek juga sudah mulai digunakan secara luas di zaman Xia, makanya kalender Imlek itu juga dikenal sebagai kalender Xia (Xiali atau Helek dalam dialek Hokkian).
Zaman Xia itu jaraknya 1500 tahun dari zamannya Kongzi (Konfusius), nah ini berarti tahun baru Imlek itu memang tidak ada kaitannya dengan Konfusius. Hari lahir Konfusius sendiri adalah pada tanggal 28 September 551 SM, atau tanggal 27 bulan 8 penanggalan Imlek.
Satu hal yang sering disalahkaprahkan oleh banyak orang adalah, bila orang Tionghoa melakukan sembahyangan menyambut tahun baru Imlek lalu dianggaplah tahun baru itu menjadi hari raya khusus kepercayaan atau agama tertentu. Salah kaprah inilah yang menyebabkan banyak orang yang setelah pindah agama menolak dan mengharamkan Imlek, walau hanya sebagai momentum tahun baru. Hal ini terutama terjadi di Indonesia, yang terlalu mempolitisir agama. Di banyak negara, seperti AS, Taiwan atau HK, Imlek diperingati orang Tionghoa despite of what is your religion. Karena tahun baru Imlek itu memang milik orang Tionghoa. Bahkan, siapapun yang ingin merayakannya, milik dialah tahun baru Imlek itu.
Di negara seperti Taiwan atau HK yang sekuler, tidak ada libur keagamaan, namun ada libur untuk Imlek karena Imlek memang adalah sebuah perayaan tradisi menyambut musim semi. Demikian pula libur makan bakcang (festival musim panas) dan libur Tiongchiu (festival musim gugur). Cuma satu Tangche (festival musim dingin) yang tidak diliburkan.
Sembahyang pada tahun baru Imlek hanya satu cara perayaan Imlek, tidak menandakan tahun baru Imlek itu milik kelompok tertentu.
Artikel:
Tahun ini Imlek sudah mencapai tahun yang ke 2557, perhitungan tersebut didapat dari penjumlahan tahun kelahiran Confucius yang jatuh pada 551 SM dengan angka tahun Masehi yang jatuh pada yang ke 2005, 551 + 2007 = 2557.
Perhitungan semacam itu juga terjadi pada Tahun Baru Internasional (pada zaman dahulu disebut juga Tahun Baru Belanda). Bukankah Tahun Baru yang jatuh pada 1 Januari tersebut dihitung berdasarkan angka tahun kelahiran Yesus Kristus?
Rinto Jiang:
Tahun baru Imlek 2557 sebenarnya hanya ada di Indonesia. Saya juga heran, mengapa harus menekankan 2557. Kalender Imlek sebenarnya tidak mempunyai tahun yang berakumulasi (bertambah) seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa tahun di Tiongkok dulu adalah berubah sesuai dengan era pemerintahan. Ganti kaisar, tahun tersebut akan menjadi tahun 1 kembali. Coba cari di buku sejarah, tidak pernah ada tahun 2557. Jadi, kita boleh menggunakannya di Indonesia, namun bila ke LN, membicarakan tahun dalam kalender Imlek tidak menggunakan patokan tahun lahir Konfusius. Sejarahwan internasional sekarang ini lebih prefer akan 2 macam tahun dalam kalender Imlek:
- secara akumulatif: maka harus dihitung dari tahun sejak kalender ini dibuat oleh Huangdi, pada tahun 2697 SM. Maka tahun 2006 Masehi adalah sama dengan tahun 4073 Imlek.
- secara siklus: ini jenis tradisional, ada 60 tahun dalam 1 siklus. Tahun 2006 Masehi sama dengan tahun Bing Xu (shio anjing unsur api).
Saya ingin mengharapkan rasionalitas umat beragama di Indonesia, jangan terlalu mengedepankan agama dalam membahas segala sesuatu hal. Jadi, bagi umat KHC maupun umat beragama lainnya, jangan sampai tahun baru Imlek dijadikan sebuah simbol perseteruan agama. Sebelum diklaim saja, sudah banyak orang Tionghoa di Indonesia yang beragama lain mengharamkan Imlek, apalagi kalau benar diklaim.
Sebenarnya, KHC sendiri itu orang yang sekular. Ia bukan pendiri agama atau kepercayaan apapun, ia cuma menyelenggarakan pendidikan dan mengajarkan filsafat. Agamanisasi ajaran KHC dilakukan oleh orang2 di kemudian hari. Ini sebenarnya hal yang lumrah pada banyak agama konvensional di dunia ini.
KHC dan Mencius punya pemikiran sebelum hidup kita sejahtera atau terurus, jangan mengurusi masalah setelah mati. Itu makanya, KHC tidak mengajarkan konsep setelah meninggal. KHC cuma mengajarkan tata krama ritual kematian, namun tidak mengajarkan konsep apa2 tentang kehidupan setelah meninggal.
Rinto Jiang
Posted by: Rinto Jiang
Date: Thu Jan 26, 2006 8:48 am
Subject: Re: [budaya_tionghua] Relevansi Imlek dengan Khonghucu (2)
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/16966
Perayaan Imlek sebenarnya sudah ada sejak zaman dinasti Xia (2100-1600 SM), dinasti ini didirikan oleh Yu The Great, yang merupakan penyelamat banjir ketika Cina dilanda air bah.
-----------------------------
Imlek bagi sebagian orang Tionghoa, khususnya yang beragama Khonghucu, merupakan suatu perayaan besar yang sangat sakral/suci. Saat Imlek adalah saat yang baik untuk saling bermaaf-maafan, berkumpul, berdoa, mengucapkan rasa syukur atas berkah dan rahmat yang diberikan oleh Thian Tuhan YME.
Rinto Jiang:
Mari, saya ingin menunjukkan lagi satu paradoks di dalam artikel yang dimuat di Harian SP ini.
Pertama dituliskan bahwa perayaan Imlek telah dimulai pada zaman Xia. Ini benar, karena tahun baru Imlek itu adalah pergantian tahun lama menjadi tahun baru. Ini lumrah saja kalau dirayakan. Kalender Imlek juga sudah mulai digunakan secara luas di zaman Xia, makanya kalender Imlek itu juga dikenal sebagai kalender Xia (Xiali atau Helek dalam dialek Hokkian).
Zaman Xia itu jaraknya 1500 tahun dari zamannya Kongzi (Konfusius), nah ini berarti tahun baru Imlek itu memang tidak ada kaitannya dengan Konfusius. Hari lahir Konfusius sendiri adalah pada tanggal 28 September 551 SM, atau tanggal 27 bulan 8 penanggalan Imlek.
Satu hal yang sering disalahkaprahkan oleh banyak orang adalah, bila orang Tionghoa melakukan sembahyangan menyambut tahun baru Imlek lalu dianggaplah tahun baru itu menjadi hari raya khusus kepercayaan atau agama tertentu. Salah kaprah inilah yang menyebabkan banyak orang yang setelah pindah agama menolak dan mengharamkan Imlek, walau hanya sebagai momentum tahun baru. Hal ini terutama terjadi di Indonesia, yang terlalu mempolitisir agama. Di banyak negara, seperti AS, Taiwan atau HK, Imlek diperingati orang Tionghoa despite of what is your religion. Karena tahun baru Imlek itu memang milik orang Tionghoa. Bahkan, siapapun yang ingin merayakannya, milik dialah tahun baru Imlek itu.
Di negara seperti Taiwan atau HK yang sekuler, tidak ada libur keagamaan, namun ada libur untuk Imlek karena Imlek memang adalah sebuah perayaan tradisi menyambut musim semi. Demikian pula libur makan bakcang (festival musim panas) dan libur Tiongchiu (festival musim gugur). Cuma satu Tangche (festival musim dingin) yang tidak diliburkan.
Sembahyang pada tahun baru Imlek hanya satu cara perayaan Imlek, tidak menandakan tahun baru Imlek itu milik kelompok tertentu.
Artikel:
Tahun ini Imlek sudah mencapai tahun yang ke 2557, perhitungan tersebut didapat dari penjumlahan tahun kelahiran Confucius yang jatuh pada 551 SM dengan angka tahun Masehi yang jatuh pada yang ke 2005, 551 + 2007 = 2557.
Perhitungan semacam itu juga terjadi pada Tahun Baru Internasional (pada zaman dahulu disebut juga Tahun Baru Belanda). Bukankah Tahun Baru yang jatuh pada 1 Januari tersebut dihitung berdasarkan angka tahun kelahiran Yesus Kristus?
Rinto Jiang:
Tahun baru Imlek 2557 sebenarnya hanya ada di Indonesia. Saya juga heran, mengapa harus menekankan 2557. Kalender Imlek sebenarnya tidak mempunyai tahun yang berakumulasi (bertambah) seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa tahun di Tiongkok dulu adalah berubah sesuai dengan era pemerintahan. Ganti kaisar, tahun tersebut akan menjadi tahun 1 kembali. Coba cari di buku sejarah, tidak pernah ada tahun 2557. Jadi, kita boleh menggunakannya di Indonesia, namun bila ke LN, membicarakan tahun dalam kalender Imlek tidak menggunakan patokan tahun lahir Konfusius. Sejarahwan internasional sekarang ini lebih prefer akan 2 macam tahun dalam kalender Imlek:
- secara akumulatif: maka harus dihitung dari tahun sejak kalender ini dibuat oleh Huangdi, pada tahun 2697 SM. Maka tahun 2006 Masehi adalah sama dengan tahun 4073 Imlek.
- secara siklus: ini jenis tradisional, ada 60 tahun dalam 1 siklus. Tahun 2006 Masehi sama dengan tahun Bing Xu (shio anjing unsur api).
Saya ingin mengharapkan rasionalitas umat beragama di Indonesia, jangan terlalu mengedepankan agama dalam membahas segala sesuatu hal. Jadi, bagi umat KHC maupun umat beragama lainnya, jangan sampai tahun baru Imlek dijadikan sebuah simbol perseteruan agama. Sebelum diklaim saja, sudah banyak orang Tionghoa di Indonesia yang beragama lain mengharamkan Imlek, apalagi kalau benar diklaim.
Sebenarnya, KHC sendiri itu orang yang sekular. Ia bukan pendiri agama atau kepercayaan apapun, ia cuma menyelenggarakan pendidikan dan mengajarkan filsafat. Agamanisasi ajaran KHC dilakukan oleh orang2 di kemudian hari. Ini sebenarnya hal yang lumrah pada banyak agama konvensional di dunia ini.
KHC dan Mencius punya pemikiran sebelum hidup kita sejahtera atau terurus, jangan mengurusi masalah setelah mati. Itu makanya, KHC tidak mengajarkan konsep setelah meninggal. KHC cuma mengajarkan tata krama ritual kematian, namun tidak mengajarkan konsep apa2 tentang kehidupan setelah meninggal.
Rinto Jiang
Posted by: Rinto Jiang
Date: Thu Jan 26, 2006 8:48 am
Subject: Re: [budaya_tionghua] Relevansi Imlek dengan Khonghucu (2)
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/16966