Monday, January 23, 2006
SERIAL SEJARAH: Catatan Pinggir: Kaisar Dinasti Tang mendidik putra mahkota
Kaisar Dinasti Tang, Taizong Melatih Putra Mahkota Melalui Hal-hal yang Terjadi pada kehidupan Sehari-hari Li Jian
Di China, Taizi (putra mahkota) disebut juga Chujun (Raja dalam masa penantian). Membina penerus kerajaan yang baik adalah suatu pekerjaan yang sangat penting, karena hal ini menyangkut kesehatan kerajaan dalam jangka panjangn. Kaisar Taizong dari Dinasti Tang memandang hal ini dengan sangat serius. Putra mahkota Li Zhi adalah seorang yang baik dan lurus namun kurang berani dan kurang memiliki keteguhan hati. Taizong membuat rencana yang cermat untuk melatih Li Zhi supaya dapat menjaga sifatnya yang baik dan memperbaiki kelemahannya. Taizong memilih seseorang yang sangat terpelajar yaitu Fu Zuo untuk menjadi gurunya. Kaisar juga mengorbankan kepentingan pribadinya demi mengajar putra mahkota. Beliau memerintahkan putra mahkota untuk pindah ke istana di sebelah istana Kaisar sehingga ayah dan anak bisa bertemu dari pagi hingga sore dan Taizong dapat mengawasi dan membimbingnya tiap hari. Taizong juga menggunakan cara ortodoks untuk mengajar anaknya. Beliau meninggalkan cara mengajar dengan buku. Sebaliknya dia mencoba mengajar putra mahkota dengan berbagi pengalaman dan pikiran tentang hal-hal yang ditemui di kehidupan sehari-hari.
Ketika dia melihat pangeran makan, Taizong berkata, "Hanya setelah kerja keras selama setahun dari petani, menuai, mencabut dan memanen, baru kita bisa memiliki bahan makanan. Ketika kamu makan, kamu harus berpikir tentang kesulitan petani sewaktu memanen padi. Makanan yang kamu makan tidaklah datang dengan mudah. Buatlah hatinya merasa empati pada petani dan kurangi pengeluaranmu. Dengan ini Tuhan akan melihat bahwa kamu memiliki kebijakan untuk berterima kasih pada keberuntunganmu dan Dia akan memberkahi kamu dengan lebih banyak keberuntungan dan membuat kamu selalu memiliki makanan untuk dimakan.”
Ketika dia melihat pangeran naik kuda, Taizong berkata, "Walaupun kuda adalah binatang yang sudah dijinakkan, dia juga memiliki perasaan. Kamu harus menghargainya. Ketika kamu menungganginya, kamu harus memikirkan usaha dan kerja keras kuda itu dan jagalah supaya kamu tidak memacunya terlalu cepat. Kamu tidak boleh menguras tenaga si kuda. Tuhan akan melihat bahwa kamu memiliki hati yang menyayangi benda-benda, dan akan membuatmu kaya dan terhormat sehingga membuatmu selalu memiliki kuda untuk ditunggangi.”
Ketika kaisar melihat pangeran naik kapal, dia berkata, "Air dapat menghantarkan kapal, tapi dapat juga menenggelamkannya. Rakyat ibarat air, dan raja ibarat kapalnya. Bila raja memperlakukan orang biasa dengan kebaikan, rakyat akan mencintai kerajaan. Jika raja bersifat tirani dan tidak menunjukan perhatian pada rakyat, orang-orang akan menganggapnya sebagai musuh dan mengkianatinya. Seperti air, walau bisa menghantarkan kapal namun bisa juga menenggelamkannya. Kamu harus bertindak bijaksana.”
Ketika dia melihat pangeran menikmati keteduhan di bawah pohon, Taizong berkata, "Ketika pohon tumbuh, seringkali dia tidak tumbuh lurus sempurna. Tukang kayu dapat menggunakan alatnya untuk membuatnya menjadi tiang yang kuat dan cukup panjang sebagai bahan bangunan untuk mendirikan istana. Raja yang tinggal di istana tidak dapat mengetahui semua hal dan pasti dapat melakukan kesalahan. Hanya dengan rendah hati mendengarkan nasehat dari para menteri baru dia dapat memperbaiki dan meluruskan dirinya dan menjadi kaisar yang terhormat.”
Sudah jelas bahwa kaisar Taizong tidak hanya seorang ayah, namun juga seorang guru yang tegas. Dia menggunakan hal-hal di dunia yang ditemui di kehidupan sehari-hari untuk mengajarkan filosofi yang mendalam pada putra mahkota agar suatu saat pangeran siap untuk memerintah negara. Ajarannya sangat nyata, mudah dimengerti dan mencapai efek yang besar.
Dibawah bimbingan Taizong, putra mahkota tidak mengecewakan ayahnya dan berhasil menjadi raja yang baik. Dia mengikuti ajaran ayahnya, menghormati kehendak rakyat, dan berkomitmen menjaga kesederhanaan di pemerintahannya. Dalam banyak bidang, politik, ekonomi, kebudayaan dan bidang lain dia mencapai hasil yang bahkan lebih baik dari ayahnya. Pencapaiannya menunjukkan bahwa kaisar Taizong telah memilih dan mendidik penerus yang tepat. Kaisar Taizong tidak hanya merupakan kepala politik dan ahli strategi yang handal. Dia juga seorang master besar dalam melatih, mengajar dan memakai orang yang berbakat.
Translated from:
http://www.zhengjian.org/zj/articles/2005/8/21/33479.html
http://www.pureinsight.org/pi/articles/2005/9/12/3312.html
Posted by: Hai Jin
Date: Sun Jan 22, 2006 4:29 pm
Subject: Budaya Tradisional Tionghoa: Kaisar Dinasti Tang mendidik putra mahkota
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/16739
Di China, Taizi (putra mahkota) disebut juga Chujun (Raja dalam masa penantian). Membina penerus kerajaan yang baik adalah suatu pekerjaan yang sangat penting, karena hal ini menyangkut kesehatan kerajaan dalam jangka panjangn. Kaisar Taizong dari Dinasti Tang memandang hal ini dengan sangat serius. Putra mahkota Li Zhi adalah seorang yang baik dan lurus namun kurang berani dan kurang memiliki keteguhan hati. Taizong membuat rencana yang cermat untuk melatih Li Zhi supaya dapat menjaga sifatnya yang baik dan memperbaiki kelemahannya. Taizong memilih seseorang yang sangat terpelajar yaitu Fu Zuo untuk menjadi gurunya. Kaisar juga mengorbankan kepentingan pribadinya demi mengajar putra mahkota. Beliau memerintahkan putra mahkota untuk pindah ke istana di sebelah istana Kaisar sehingga ayah dan anak bisa bertemu dari pagi hingga sore dan Taizong dapat mengawasi dan membimbingnya tiap hari. Taizong juga menggunakan cara ortodoks untuk mengajar anaknya. Beliau meninggalkan cara mengajar dengan buku. Sebaliknya dia mencoba mengajar putra mahkota dengan berbagi pengalaman dan pikiran tentang hal-hal yang ditemui di kehidupan sehari-hari.
Ketika dia melihat pangeran makan, Taizong berkata, "Hanya setelah kerja keras selama setahun dari petani, menuai, mencabut dan memanen, baru kita bisa memiliki bahan makanan. Ketika kamu makan, kamu harus berpikir tentang kesulitan petani sewaktu memanen padi. Makanan yang kamu makan tidaklah datang dengan mudah. Buatlah hatinya merasa empati pada petani dan kurangi pengeluaranmu. Dengan ini Tuhan akan melihat bahwa kamu memiliki kebijakan untuk berterima kasih pada keberuntunganmu dan Dia akan memberkahi kamu dengan lebih banyak keberuntungan dan membuat kamu selalu memiliki makanan untuk dimakan.”
Ketika dia melihat pangeran naik kuda, Taizong berkata, "Walaupun kuda adalah binatang yang sudah dijinakkan, dia juga memiliki perasaan. Kamu harus menghargainya. Ketika kamu menungganginya, kamu harus memikirkan usaha dan kerja keras kuda itu dan jagalah supaya kamu tidak memacunya terlalu cepat. Kamu tidak boleh menguras tenaga si kuda. Tuhan akan melihat bahwa kamu memiliki hati yang menyayangi benda-benda, dan akan membuatmu kaya dan terhormat sehingga membuatmu selalu memiliki kuda untuk ditunggangi.”
Ketika kaisar melihat pangeran naik kapal, dia berkata, "Air dapat menghantarkan kapal, tapi dapat juga menenggelamkannya. Rakyat ibarat air, dan raja ibarat kapalnya. Bila raja memperlakukan orang biasa dengan kebaikan, rakyat akan mencintai kerajaan. Jika raja bersifat tirani dan tidak menunjukan perhatian pada rakyat, orang-orang akan menganggapnya sebagai musuh dan mengkianatinya. Seperti air, walau bisa menghantarkan kapal namun bisa juga menenggelamkannya. Kamu harus bertindak bijaksana.”
Ketika dia melihat pangeran menikmati keteduhan di bawah pohon, Taizong berkata, "Ketika pohon tumbuh, seringkali dia tidak tumbuh lurus sempurna. Tukang kayu dapat menggunakan alatnya untuk membuatnya menjadi tiang yang kuat dan cukup panjang sebagai bahan bangunan untuk mendirikan istana. Raja yang tinggal di istana tidak dapat mengetahui semua hal dan pasti dapat melakukan kesalahan. Hanya dengan rendah hati mendengarkan nasehat dari para menteri baru dia dapat memperbaiki dan meluruskan dirinya dan menjadi kaisar yang terhormat.”
Sudah jelas bahwa kaisar Taizong tidak hanya seorang ayah, namun juga seorang guru yang tegas. Dia menggunakan hal-hal di dunia yang ditemui di kehidupan sehari-hari untuk mengajarkan filosofi yang mendalam pada putra mahkota agar suatu saat pangeran siap untuk memerintah negara. Ajarannya sangat nyata, mudah dimengerti dan mencapai efek yang besar.
Dibawah bimbingan Taizong, putra mahkota tidak mengecewakan ayahnya dan berhasil menjadi raja yang baik. Dia mengikuti ajaran ayahnya, menghormati kehendak rakyat, dan berkomitmen menjaga kesederhanaan di pemerintahannya. Dalam banyak bidang, politik, ekonomi, kebudayaan dan bidang lain dia mencapai hasil yang bahkan lebih baik dari ayahnya. Pencapaiannya menunjukkan bahwa kaisar Taizong telah memilih dan mendidik penerus yang tepat. Kaisar Taizong tidak hanya merupakan kepala politik dan ahli strategi yang handal. Dia juga seorang master besar dalam melatih, mengajar dan memakai orang yang berbakat.
Translated from:
http://www.zhengjian.org/zj/articles/2005/8/21/33479.html
http://www.pureinsight.org/pi/articles/2005/9/12/3312.html
Posted by: Hai Jin
Date: Sun Jan 22, 2006 4:29 pm
Subject: Budaya Tradisional Tionghoa: Kaisar Dinasti Tang mendidik putra mahkota
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/16739