Indonesian-Chinese's Culture Study Group

Kitab Klasik,Filsafat: Confucianisme dan Daoisme,
bagaimana kalau dikombinasikan menjadi satu?(bagian ke dua)
Posted on Sunday, October 17 @ 02:11:46 PDT by xuan-tong

Ren (Djien), Yi (Gie) , Li (Lie), Zhi (Tie) dan Xin ( Sien) adalah Alam (Dao,Tao) yang menjelmakan dan menunjukkan sifat baik (virtue) manusia. Alam yang disini kutulis adalah Alam yang diajarkan oleh Lao Zi, Zhuang Zi, Lie Zi dan bukan yang dikatakan dalam arti dalam pembicaraan kita sehari-hari. Untuk jelasnya dan sebagi contoh saya ambil alam manusia, manusia dilahirkan dengan alam dasarnya.
Dasar alam manusia itu bisa baik atau jelek. Meng Ke (Mencius) seorang filosof konfusianis yang besar mengatakan bahwa alam dasar manusia itu baik, karena seorang penjahat kalau kelihatan seorang anak bahaya akan jatuh ke sumur, spontan secara reflektoris, dia menolongnya. Sebaliknya Xun Zi (bukan strateg kenamaan Sun Zi), juga seorang konfusianis yang besar mengatakan bahwa dasar alam manusia itu jelek, karena manusia mempunyai keinginan dan ambisi. Namun keduanya setuju bahwa pendidikan dan lingkungan yang baik akan membawa orang menjadi baik. Sebaliknya kalau lingkungan dan pendidikannya jelek maka alam manusia itu akan menjadi jelek. Bagiku kalau mau melihat dasar alam seorang individu ialah kalau dia sedang marah, bertengkaran bagaimana tingka lakunya atau pembicaraannya. Karena dalam bertengkaran kebanyakan seorang individu kehilangan dasar alamnya. Untuk menerangkan ini lebih lanjut dapat kukatakan sebagai berikut: "Kalau Alam dihubungkan dengan materi, maka disini aku maksudkan ialah alam dalam arti yang kita lihat benar benar seperti gunung-gunung, lautan, sungai, hutan dengan pohon-pohonya dan hewan-hewan serta manusianya yang beraneka warna".


Kalau Alam dihubungkan dengan kekuasaan dinamakan Jade Emperor (Sangti, Tuhan), Heaven (Thian, bahasa Hokkian), Raja didunia, presiden, menteri dll. Heaven, Thian dalam arti orang Tionghoa adalah istana yang ditinggali oleh Jade Emperor (Tuhan) atau Sangti. Jaman dahulu terutama pada periode kerajaan Ching (Mantju) Sangti itu adalah Raja di langit dan hanya Beliaulah yang boleh hubungan langsung dengan raja di dunia. Menurut Huangti (raja) mereka menjadi raja karena ada mandat, Ming (surat perintah) dari Sangti, karenanya rakyat biasa tidak boleh berhubungan langsung dengan Tuhan, maka mereka, si rakyat hanya boleh berhubungan dengan istananya saja, yaitu yang dinamakan Thian atau heaven. Karenanya dalam bahasa Tionghoa, revolusi dikatakan Ke-Ming, dimana “Ke” berarti memutuskan; Ke-ming berarti memutuskan mandat dari Sangti. Perkataan ini pertama kali dikatakan oleh Meng-Ke, Mencius,. Kalau kita pikir sedalam dalamnya, Mencius mengatakan dengan jelas bahwa surat perintah itu bukan dari Sangti tetapi diberikan oleh rakyat, karena rakyatlah yang berevolusi dan dapat memutuskan mandatnya raja. Pada jaman sekarang ternyata pernyataan Mencius itu yang hidup sebelum Masehi sangat tepat, presiden atau perdana menteri (dalam kerajaan) itu dipilih oleh rakyat.

Jika Alam dihubungkan dengan intelektualitas dan kebijaksanaan maka ini dinamakan Qunzi, gentleman, orang bijaksana, timbulah nama-nama besar seperti Lao Zi, Kong Fu Zi, Socrates, Plato, Sun Yat Sen, Lincoln dan seterusnya. Kalau Alam dihubungkan dengan fungsinya, ia dinamakan nasib, takdir (fate), bergantian musim yang spontan, perkembangan dan pertumbuhan dari hewan dan tanaman. Semua kejadian-kejadian dan perubahan di masyarakat dan di dunia baik yang positif maupun yang negatif, peperangan, kediktatoran, hawa yang segar, bencana alam dan seterusnya.

Kalau Alam dihubungkan dengan kemanusiaan, ia dinamakan pembawaan, sifat, karakter. Hubungan antar manusia, kehidupan yang harmonis, kejujuran, kehidupan kultural dan norma-norma hidup.

Jika kita hubungkan dengan mengatur badan manusia, ia dinamakan jiwa (mind), otak dan pikiran. Kalau dihubungkan dengan cinta kasih terhadap orang tua dinamakan Xiao atau berbakti, dengan negara dinamakan Zhong, cinta dengan kelamin yang lain dinamakan perkawinan. Kalau dihubungkan dengan keluarga ini berarti ayah, ibu, anak dan saudara-saudara dll.

Kalau dilihat dari ini semua maka Alam dapat ditulis tidak ada habisnya, tetapi semua ini hanya bersandar pada satu Alam. Maka disini Alam berarti luas sekali bisa Tuhan juga bisa bukan Tuhan, teori-teori seperti ini saya rasa seperti tulisan-tulisan dari Zhuangzhi, seorang taois yang besar sesudah Lao Zhi.

Untuk seorang bijaksana jaman dahulu untuk sampai ke tujuannya disamping giat belajar dan mempraktekkan apa yang mereka belajar adalah prinsip yang diberikan oleh Heaven, Sangti, meskipun ada banyak filosof-filosof materialisme yang tidak setuju dengan pandangan idealisme yang kukatakan diatas dan filosof yang jelas tidak stuju ialah filosof Wang Chong. Biasanya orang berjuang untuk mendapatkan kepandaian, kekuasaan, nama besar dan kekayaan dan semua ini sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa, atau Karma, bagi manusia jaman sekarang mungkin pandangan ini sudah tidak cocok lagi dan harus dirubah untuk menyesuaikan dengan keadaan yang konkret. Disini aku jelaskan bahwa teori-teori ini bukannya sudah tidak cocok sama sekali, namun dimana yang sudah tidak cocok harus disesuaikan, juga pandangan mengenai politik, agama, kultur dsb. sudah banyak dirubah. Dunia berubah, juga pandangan manusia berubah, dimana yang tidak cocok harus disesuaikan. Karenanya aku simpulkan bahwa seorang intelektual yang mempunyai kepandaian yang cukup banyak, harus dapat membentuk ilmu pengatahuannya menurut pandangan yang baru dan dapat menyesuaikan dengan situasi yang konkret. Orang demikian patut menjadi guru dan kalau Beliau menjadi guru, Beliau adalah suatu guru yang baik!

Aku tahu bahwa tidak ada satu orang bijaksana bagaimana pandainya, dapat memprediksikan perkembangan dan persoalan generasi generasi yang akan datang!

Dr. Han Hwie-Song
Breda, 15 oktober 2004 (Belanda)
Berfilosofi di waktu mengalami kemoterapi (bagian kedua, penutup)