Monday, February 06, 2006
Kitab Klasik,Filsafat: Confucianisme dan Daoisme (1)
Kitab Klasik,Filsafat:
Confucianisme dan Daoisme, bagaimana kalau dikombinasikan menjadi satu?
Posted on Saturday, October 16 @ 14:15:57 PDT by xuan-tong
Kemarin saya mendapatkan kemoterapi sessi yang terachir, karena reaksi sampingan sebelumnya dan ini kali, saya sudah beberapa hari tidak bisa keluar dan tinggal dirumah, apalagi reaksi sampingan mules-mules yang agak hebat dengan disertai diare. Teman yang dapat kusandari adalah keluargaku, buku-buku dan lagu-lagu jaman mahasiswaku.
Pada hari-hari ini aku kebanyakan merebahkan diriku disofa dan mengompres perutku dengan air panas dan diatasnya aku pakai selimut wol. Aku gunakan buku-buku sebagai bantal sambil berpikir mengenai Dao, kebenaran dari penghidupan manusia. Tetapi aku berasa sukur masih tidak melupahkan untuk melakukan Qigong selama 30 menit.
Dalam Zen Budddhisme, patriach ke enam Hui-Neng mengatakan bahwa seorang intelektual tidak dapat memberikan penerangan yang jelas mengenai kebenaran tentang penghidupan, tetapi wisdom, kebijaksanaan dapat berhubungan dengan kebenaran yang mendalam. Hui-neng adalah patriach yang tidak dapat menulis, tetapi pada masa pimpinan Beliau, Zen Buddhisme berkembang dengan pesatnya dan catatan-catatan perkataannya yang ditulis oleh murid-muridnya adalah satu-satunya termasuk Sutra dari literatur Buddhisme.
Maka aku mencari-cari kebenaran, Dao (baca Tao) dan kebenaran itu bisa di dapat kalau kita bisa membebaskan diri dari ikatan dengan sesuatu.
Aku pikir-pikir kebajikan yang diajarkan oleh Kong Fu-Zhi adalah Ren (kebajikan, Cinta-kasih antar manusia, humanis), Yi (keadilan), Li (kesopanan, ritual demi kesopanan dan norma norma kehidupan), Zhi (wisdom, kebijaksanaan) dan Xin (kepercayaan) dan bagaimana kalau ajaran Kong Fu Zi ini disatukan dengan Dao (Alam, hukum alam, jalan pemghidupan, kebenaran) yang diajarkan oleh Lao Zhi, dua ajaran yang terbesar dari kultur Tionghoa. Aku merebahkan diriku sambil pikir-pikir dalam dalam bagaimana kalau kedua ajaran ini dikombinasikan menjadi satu dan apah hasilnya? Aku kira pertanyaan ini pernah ditanyakan atau diluar kesadaran di kerjakan dalam teori mereka oleh beberapa orang bijaksana Tionghoa dahulu.
Aku rasa hasil dari persatuan ini akan memberikan teori dan kesimpulan sebagai berikut: Kong Fu Zi menganjurkan agar orang belajar dan mempraktekkan apa yang dipelajari sehingga menjadi seorang intelektual yang lengkap, orang seperti ini Beliau sebut sebagai Qun Zi atau seorang intelektual-bijaksana; selain itu dia harus tetap tenang dalam segala situasi agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan penghidupan dengan rasional. Ini berarti bahwa Beliau beranggapan Qunzi harus aktif dalam masyarakat dan merobah pikiran dan tindakan manusia menuju perbaikan demi kepentingan Negara dan masyarakatnya. Ini dapat kita katakan secara filosofis sebagai berikut: "kita melihat, mendengar lalu kita pikirkan matang-matang dengan ketenangan dan bertindak menurut prinsip dan norma-norma peghidupan kemanusiaan". Disini terdapat aktivitas tetapi tanpa emosional.
Dalam Taoisme dianjurkan untuk jangan menonjolkan diri, bunga yang cantik cepat dipetik orang. Pemikirannya yalah: kita tidak mendengar, tidak melihat dan bertindak menurut perasahan dalam jiwa yang tenang. Zhuang Zi mengkritik pikiran Kong Fu Zi karena kebajikan yang diajarkan oleh Confusius berguna bagi orang-orang yang elit, tetapi perbuatan orang yang norma norma penghidupannya jelek yang dirugikan adalah rakyat yang lemah. Meskipun menurut saya Confucius mengingatkan kita bahwa pada Negara yang diatur dengan baik, kemiskinan adalah sesuatu yang memalukan. Pada Negara yang diatur jelek, mismanagement, korupsi kekayaan dan keharuman nama, adalah sesuatu yang memalukan. Maksud Kong Fu Zi dengan teori teori kebaikan ialah menhalang halangi para penguasaha jangan berbuat sewenang wenangnya. Kembali kepada teori daoisme mengajarkan tenangkan pikiranmu jika pikiran tenang maka jiwa kita akan tetap (Fixed) ini adalah ajaran kesehatan jiwa, salah satu teori yang besar dari Daoisme.
Karena penghidupan di pedesaan tenang dan santai, maka taoisme adalah filosofi pedesaan dan menganjurkan penghidupan yang sederhana. Taoisme merupakan pikiran romantis dalam arti yang luas dari orang-orang Tionghoa dan Konfusianisme pemikiran klasik-intelektual (baca Dr. Lin Yu-Tang: My country and my people. Intelectual adalah tambahan saya). Daoisme mengatakan bahwa Dao melingkupi semua dan semua kejadian berjalan secara spontan. Spontanitas ini berarti dalam Daoisme Wu Wei atau non action, tidak aktif namun semua dikerjakan dengan komplit. Sebagai contoh diambil matahari, matahari menumbuhkan dan memperkembangkan semua didunia ini tetapi kita tidak tampak keaktivitasannya.
Memang semua teori itu ada segi postif dan segi negatifnya, maka kebajikan itu bisa merupahkan satu problema dalam masyarakat. Kalau kita pegang norma norma kebaikan dengan keras dan tegas, maka rakyat kurang mempunyai ruangan untuk bergerak atau anak anak/pegawai rendahan tidak berani memutuskan apa apa tanpa bertanya pada ayahnya/pimpinannya dan mengurangi kebebasan mereka untuk kemajuan institusi, perusahan atau lembaga dimana mereka bekerja. Tetapi kalau tidak ada kebajikan maka Negara akan kalut dan tidak tentram, banyak berkelahian, perampokan dan bahkan perang saudara. Tetapi aku kira kalau kebajikan tidak didukung oleh hukum, maka kebajikan itu hanya di perkataan saja.
Maka di Tiongkok dahulu timbullah legalisme (filosofi hukum dan perundang undangan) dari Han Fei Zi. Orang mengatakan bahwa legalisme ini berdasar atas Daoisme, karena adanya hukum maka raja atau Perdana menteri tidak perlu bekerja keras (Wu Wei, non-action) karena semua sudah ditulis dalam hukum.
Dr. Han Hwie-Song
Breda 15 oktober 2004
Berfilosofi di waktu mengalami kemoterapi (bagian satu)
Confucianisme dan Daoisme, bagaimana kalau dikombinasikan menjadi satu?
Posted on Saturday, October 16 @ 14:15:57 PDT by xuan-tong
Kemarin saya mendapatkan kemoterapi sessi yang terachir, karena reaksi sampingan sebelumnya dan ini kali, saya sudah beberapa hari tidak bisa keluar dan tinggal dirumah, apalagi reaksi sampingan mules-mules yang agak hebat dengan disertai diare. Teman yang dapat kusandari adalah keluargaku, buku-buku dan lagu-lagu jaman mahasiswaku.
Pada hari-hari ini aku kebanyakan merebahkan diriku disofa dan mengompres perutku dengan air panas dan diatasnya aku pakai selimut wol. Aku gunakan buku-buku sebagai bantal sambil berpikir mengenai Dao, kebenaran dari penghidupan manusia. Tetapi aku berasa sukur masih tidak melupahkan untuk melakukan Qigong selama 30 menit.
Dalam Zen Budddhisme, patriach ke enam Hui-Neng mengatakan bahwa seorang intelektual tidak dapat memberikan penerangan yang jelas mengenai kebenaran tentang penghidupan, tetapi wisdom, kebijaksanaan dapat berhubungan dengan kebenaran yang mendalam. Hui-neng adalah patriach yang tidak dapat menulis, tetapi pada masa pimpinan Beliau, Zen Buddhisme berkembang dengan pesatnya dan catatan-catatan perkataannya yang ditulis oleh murid-muridnya adalah satu-satunya termasuk Sutra dari literatur Buddhisme.
Maka aku mencari-cari kebenaran, Dao (baca Tao) dan kebenaran itu bisa di dapat kalau kita bisa membebaskan diri dari ikatan dengan sesuatu.
Aku pikir-pikir kebajikan yang diajarkan oleh Kong Fu-Zhi adalah Ren (kebajikan, Cinta-kasih antar manusia, humanis), Yi (keadilan), Li (kesopanan, ritual demi kesopanan dan norma norma kehidupan), Zhi (wisdom, kebijaksanaan) dan Xin (kepercayaan) dan bagaimana kalau ajaran Kong Fu Zi ini disatukan dengan Dao (Alam, hukum alam, jalan pemghidupan, kebenaran) yang diajarkan oleh Lao Zhi, dua ajaran yang terbesar dari kultur Tionghoa. Aku merebahkan diriku sambil pikir-pikir dalam dalam bagaimana kalau kedua ajaran ini dikombinasikan menjadi satu dan apah hasilnya? Aku kira pertanyaan ini pernah ditanyakan atau diluar kesadaran di kerjakan dalam teori mereka oleh beberapa orang bijaksana Tionghoa dahulu.
Aku rasa hasil dari persatuan ini akan memberikan teori dan kesimpulan sebagai berikut: Kong Fu Zi menganjurkan agar orang belajar dan mempraktekkan apa yang dipelajari sehingga menjadi seorang intelektual yang lengkap, orang seperti ini Beliau sebut sebagai Qun Zi atau seorang intelektual-bijaksana; selain itu dia harus tetap tenang dalam segala situasi agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan penghidupan dengan rasional. Ini berarti bahwa Beliau beranggapan Qunzi harus aktif dalam masyarakat dan merobah pikiran dan tindakan manusia menuju perbaikan demi kepentingan Negara dan masyarakatnya. Ini dapat kita katakan secara filosofis sebagai berikut: "kita melihat, mendengar lalu kita pikirkan matang-matang dengan ketenangan dan bertindak menurut prinsip dan norma-norma peghidupan kemanusiaan". Disini terdapat aktivitas tetapi tanpa emosional.
Dalam Taoisme dianjurkan untuk jangan menonjolkan diri, bunga yang cantik cepat dipetik orang. Pemikirannya yalah: kita tidak mendengar, tidak melihat dan bertindak menurut perasahan dalam jiwa yang tenang. Zhuang Zi mengkritik pikiran Kong Fu Zi karena kebajikan yang diajarkan oleh Confusius berguna bagi orang-orang yang elit, tetapi perbuatan orang yang norma norma penghidupannya jelek yang dirugikan adalah rakyat yang lemah. Meskipun menurut saya Confucius mengingatkan kita bahwa pada Negara yang diatur dengan baik, kemiskinan adalah sesuatu yang memalukan. Pada Negara yang diatur jelek, mismanagement, korupsi kekayaan dan keharuman nama, adalah sesuatu yang memalukan. Maksud Kong Fu Zi dengan teori teori kebaikan ialah menhalang halangi para penguasaha jangan berbuat sewenang wenangnya. Kembali kepada teori daoisme mengajarkan tenangkan pikiranmu jika pikiran tenang maka jiwa kita akan tetap (Fixed) ini adalah ajaran kesehatan jiwa, salah satu teori yang besar dari Daoisme.
Karena penghidupan di pedesaan tenang dan santai, maka taoisme adalah filosofi pedesaan dan menganjurkan penghidupan yang sederhana. Taoisme merupakan pikiran romantis dalam arti yang luas dari orang-orang Tionghoa dan Konfusianisme pemikiran klasik-intelektual (baca Dr. Lin Yu-Tang: My country and my people. Intelectual adalah tambahan saya). Daoisme mengatakan bahwa Dao melingkupi semua dan semua kejadian berjalan secara spontan. Spontanitas ini berarti dalam Daoisme Wu Wei atau non action, tidak aktif namun semua dikerjakan dengan komplit. Sebagai contoh diambil matahari, matahari menumbuhkan dan memperkembangkan semua didunia ini tetapi kita tidak tampak keaktivitasannya.
Memang semua teori itu ada segi postif dan segi negatifnya, maka kebajikan itu bisa merupahkan satu problema dalam masyarakat. Kalau kita pegang norma norma kebaikan dengan keras dan tegas, maka rakyat kurang mempunyai ruangan untuk bergerak atau anak anak/pegawai rendahan tidak berani memutuskan apa apa tanpa bertanya pada ayahnya/pimpinannya dan mengurangi kebebasan mereka untuk kemajuan institusi, perusahan atau lembaga dimana mereka bekerja. Tetapi kalau tidak ada kebajikan maka Negara akan kalut dan tidak tentram, banyak berkelahian, perampokan dan bahkan perang saudara. Tetapi aku kira kalau kebajikan tidak didukung oleh hukum, maka kebajikan itu hanya di perkataan saja.
Maka di Tiongkok dahulu timbullah legalisme (filosofi hukum dan perundang undangan) dari Han Fei Zi. Orang mengatakan bahwa legalisme ini berdasar atas Daoisme, karena adanya hukum maka raja atau Perdana menteri tidak perlu bekerja keras (Wu Wei, non-action) karena semua sudah ditulis dalam hukum.
Dr. Han Hwie-Song
Breda 15 oktober 2004
Berfilosofi di waktu mengalami kemoterapi (bagian satu)